Nelangsa
Aku termenung menatap senja, nelangsa menyergap hatiku, gundah gulana dirudung nestapa. Tersia-sialah diriku wahai samudera, lihatlah aku yang tengah merana resah gelisah di tapal batas penantian.
Aku berlari dalam ruhku, menggapai ujung pintu keabadian, lihatlah wahai ibunda, aku telah berhasil menggapainya, hanya tinggal nyaris sedikit, aku lolos menerobos masuk ke dalamnya.
Narsis
Aku terlahir ke dunia sebagai manusia rupawan, laksana peri turun ke permukaan, akulah anugerah terindah yang pernah diciptakan oleh Tuhan, o wahai samudera, akankan diriku abadi nan rupawan...???
Nestapa
Aku menengadah dalam kesendirian, bersujud kehadirat-Mu ya Robbi, inilah diriku yang lemah dalam gundah, duka menyelimuti kalbuku, hancurlah diriku melebur dalam ruhku.
Narsis
Wahai manusia, akulah sang Dewi Nirwana, bertudung semburat senja, bermandikan cahaya, pemuja keanggunan
Nihil
Jiwa-jiwa yang hilang kemanakah dia pergi, hatiku terluka menatap kepergiannya, tersialah segala penantianku, hancur lebur bersama sang ruh.
No comments:
Post a Comment